pertiwi's journal

Patriarki Dalam Rumah Tangga Menurut Islam


Assalamualaikum Bun,

Akhir-akhir ini isu Patriarki mulai merebak lagi. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama serta mendominasi dalam berbagai peran yang ada di masyarakat. Patriarki ada sejak nenek moyang yang hingga sekarang tersosialisasikan dari generasi ke generasi dan melekat pada kehidupan masyarakat khususnya di indonesia. Patriarki membuat laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan dalam hal pendidikan, ekonomi, politik serta didalam rumah tangga.

Dalam rumah tangga budaya patriarki menempatkan perempuan hanya sebatas pelayan yang harus siap melayani kebutuhan tuannya. Perempuan bahkan dianggap(stigma) hanya bekerja di kasur-dapur-sumur. 

Tapi benarkah perempuan hanya sebatas itu ?

Bagaimana agama terutama islam sebenarnya menempatkan perempuan ?

Benarkah islam mendukung Patriarki ?

Pandangan Islam Terhadap Patriarki

Jika diingat, zaman jahiliyah merupakan zaman perempuan tidak dihargai, mereka sangat diinjak-injak dan bahkan tidak mempunyai harga diri. Jika melahirkan anak perempuan, maka dianggap aib yang memalukan bahkan mereka mencoba untuk mengubur hidup-hidup bayi mereka. Sebaliknya jika melahirkan bayi laki-laki maka merupakan kehormatan dan hal yang membanggakan bagi mereka.

وَيَجْعَلُونَ لِلَّهِ الْبَنَاتِ سُبْحَانَهُ وَلَهُمْ مَا يَشْتَهُونَ (57) وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُمْ بِالْأُنْثَى ظَلَّ وَجْهُهُ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ (58) يَتَوَارَى مِنَ الْقَوْمِ مِنْ سُوءِ مَا بُشِّرَ بِهِ أَيُمْسِكُهُ عَلَى هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُ فِي التُّرَابِ أَلَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (59)

“Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl: 57-59)

Kemudian Islam datang, Islam sangat memuliakan perempuan. Berbeda dengan patriarki yang menganggap perempuan lebih rendah dibanding laki-laki, maka islam sangat mengangkat derajat perempuan. 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al Hujurat :13)

Ayat tersebut menggambarkan bahwa persamaan antara laki-laki dan perempuan, yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaan mereka dihadapan Allah Swt. Banyak sekali kesalahpahaman di tengah masyarakat yang menganggap bahwa islam adalah agama yang patriarki. Padahal  patriarki itu lahir dari budaya masyarakat itu sendiri bukan dari agama.

Pandangan Islam Terhadap Kesetaraan Gender 

Islam memang tidak mendukung patriarki tapi di islam juga tidak mengenal konsep kesetaraan gender. Namun lebih menekankan pada keadilan gender.

QS. An-Nisa' Ayat 34

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ ۗ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ ۗوَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Maha tinggi, Maha besar."

Dalam ayat tersebut menerangkan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Mereka memiliki posisi dan peranan tersendiri dalam berumah tangga. Jika laki-laki berperan sebagai pencari nafkah maka perempuan berperan dalam pengasuhan dan mendidik anak. Namun bukan berarti sendiri-sendiri melakukan tugas dan tanggung jawab melainkan perlu kerja sama. Seorang laki-laki perlu juga ikut mengasuh anak serta membantu pekerjaan rumah tangga. 

Aisyah radhiallahu ‘anha menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan hal-hal sederhana untuk membantu istri-istri beliau semisal mengangkat ember dan menjahit bajunya.

عن عروة قال قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم  إِذَا كَانَ عِنْدَكِ قَالَتْ مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ

Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”, Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya, dan mengangkat air di ember” (HR Ibnu Hibban).

Ini adalah bentuk muamalah yang baik kepada istri dan diperintahkan dalam AL-Quran. Jika ridha maka Istri juga bisa membantu mencari nafkah membantu suami. 

Penting nya Pola Asuh Yang Benar Untuk Anak Laki-Laki

1. Perkenalkan Pekerjaan Rumah Tangga
Hal pertama yang harus orangtua lakukan adalah mengenalkan pekerjaan rumah tangga kepada anak laki-laki. Pekerjaan rumah tangga seperti mencuci piring, mengepel,membantu memasak tidak harus anak perempuan yang mengerjakan, anak laki-laki juga perlu diajari. 

Anak laki-laki yang dari awal sudah diajari untuk membantu maka ketika dewasa mereka juga akan terbiasa dan lebih bisa mandiri. Sebaliknya yang terjadi di kalangan masyarakat adalah anak laki-laki dilarang melakukan pekerjaan rumah, pamali, railok, hingga itu pekerjaan wanita dijadikan alasan. Ketika dewasa, barulah orangtua merasa kesusahan karena anak lelaki nya tumbuh menjadi anak yang tidak memiliki empati terhadap orangtuanya, boro-boro mengerti pekerjaan rumah, disuruh pun mereka susah. 

2. Ayah Sebagai Role model
Tahap kedua yang perlu dilakukan orangtua adalah memberi contoh kepada anak. Seorang ayah memiliki peranan penting dalam perkembangan akhlak anak. Ayah yang baik akan menjafi role model yang baik untuk anak. Anak akan melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orangtuanya terutama anak lelaki, mereka akan mencontoh bagaimana sang ayah memperlakukan ibu mereka ketika didalam maupun diluar rumah. 

Ayah yang bersikap lembut, menghargai perempuan dan sering membantu pekerjaan rumah akan tertanam di ingatan anak lelaki. Bahwa mereka juga harus seperti itu memperlakukan perempuan terutama ibunya sendiri. Ketika mereka sudah dewasa dan menikah maka akan melakukan hal yang sama, bersikap lemah lembut serta ringan tangan dalam hal membantu pekerjaan rumah.

3. Bekali Dengan Ilmu Agama
Agama sebagai pedoman hidup. Lewat agama, anak diajarkan bagaimana cara  berinteraksi dengan sesama manusia, memanusiakan manusia, tak menjadi sombong dihadapan manusia apalagi berlaku sombong dihadapan Tuhannya. 

Al quran dan hadis jelas menerangkan bagaimana derajat seorang perempuan diangkat. Dalam hadis diterangkan dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi:

يا رسولَ اللهِ ! مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ : قال : أُمَّكَ ، قُلْتُ : مَنْ أَبَرُّ ؟ قال : أباك ، ثُمَّ الأَقْرَبَ فَالأَقْرَبَ

wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).

Nama ibu disebut hingga 3x baru kemudian nama ayah. Di hadis lain juga diterangkan bahwa harus berlaku baik terhadap perempuan. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap perempuannya (istrinya)” (H.R. Ibnu Majah No. 1978).

Seorang anak lelaki yang dibekali ilmu agama tentunya akan lebih paham tentang menghargai perempuan, melindungi serta memuliakan menjaga harkat dan martabatnya bukan malah memperbudak atau menyakitinya. 

4. Hindari Pertengkaran Di Depan Anak
Watak seorang anak akan terbentuk dari lingkungan sekitar. Entah dari rumah msupun dari lingkungan pergaulan nya. Namun, yang paling mendominasi watak tentunya dari lingkungan rumah (suasana). Rumah yang tidak harmonis menyebabkan trauma pada anak. Trauma ini bisa dialami oleh siapa saja, anak perempuan maupun anak laki-laki. 

Seorang ayah atau ibu yang sering bertengkar di hadapan sang anak akan menyebabkan perilaku anak menjadi tempramen. Anak menjadi stress bahkan bisa berakibat depresi. Saat sudah berkeluarga, bisa jadi ingatan tentang pertengkaran orangtua menjadikan anak lelaki suka memukul sebab perilaku yang kerap dilihatnya akan membekas di ingatannya. Dan itu bermula dari keluarga, tempat ia dibesarkan. 











Sumber: 
https://muslim.or.id/39376-sunnah-membantu-istri-di-rumah.html
Copyright © 2024 muslim.or.id

https://rumaysho.com/14100-wanita-di-masa-jahiliyah-vs-masa-islam.html

 


Post a Comment